Sunday, January 15, 2006

Ragam cerita

Hi ... hi ... jumpa lagi bersama saya dengan ragam cerita yang ada, nggak nyambung banget yak ? *lol*

Ternyata oh ternyata ... penyakit malas itu bawaan ya, bawaannya malas ... makanya dianggurin nih blog untuk beberapa hari ... opsss , 2 mingguan. Tergerak juga setelah ada yang kangen *GR* dan dengan sukarela berbaik hati survey2 tempat makan ... meski'pun realisasinya nanti, Ibu Mozzas yang datengin duluan ya Ri ? Mudah2an bener bisa ke sana ... tahun ini, fokusnya mudik ke Indo dulu nih, kasian nih sama diri sendiri yang terus2an kepikiran martabak telur, mpek2 dan asinan <--- kok jadi ada unsur cuka semua ya ???

Malam yang dingin

Sabtu, tepatnya seminggu yang lalu, anak2 sedang manja. Yang besar ingin tidur ditemani ayahnya, OK. Yang kecil, tentu pilih ke aku, OK juga'lah ... namanya sayang anak.

Malam2 ... dingin sekaleeee', padahal bed cover yang dipakai sudah tebal. Haneef dan ayahnya telah pakai bed cover paling tebal dan yang selama ini dihindari karena beratnya. Wahhh ... tambah bed cover satu lagi, masih dingiiiin ... lapis tiga ... tetap dingiiiinnnn, yang ada nggak isa tidur ... meringkuk2 yang ada malah badan sakitttt. Rayhan restless jadinya, bentar2 bangun dan nangis. Biasanya nggak sedingin ini, apa lupa nutup pintu garasi ya ? Nggak juga.

Pagi2 ... sekitar jam 7 AM, kedinginan dan tertatih2 jalan ke dapur ... tiba2 kok lihat di kotak kecil di dinding, temperature dalam rumah di set ke yang paling rendah, 50 F atau 10 C ... pantesan saja ... siapa yaaaa ??? Langsung deh dinaikin ke 69 F atau sekitar sekitar 21-22 C ... duhhh lumayan deh.

Ini kejadian ke-2 nih, sebelumnya ... di rumah lama, pernah kejadian juga. Semalaman kok dingin ... tapi pas dilihat, suhu udara dalam rumah diset dengan benar kok. Besoknya baru ketahuan ... karena siangnya lumayan nggak dingin, supaya udara segar masuk ... dibuka semua jendela yang ada ... setelah semalam kedinginan, baru ketahuan yang di kamar lupa ditutup. Tapi benar2 nggak ketahuan karena ketutup blind dan curtain. Duuuhhh ... duhhhh ... duhhhh ... check dan re-check ternyata perlu.

Entah karena udara yang dingin malam itu atau karena kondisi Rayhan yang sedang tidak prima, malam setelahnya Rayhan batuk ... disusul dengan panas dan muntah2. Benar2 kerja bakti malam2 ... laundry 2 kali penuh, cuci piring bersihin lantai plus Haneefnya rewel minta dimasakkan dinner yang ada sayurannya. Jadi kangen tukang pijet kalau lagi begini. *lol*

Petai cina kering

Kemarin2 pas buka kulkas, melihat segepok petai cina di rak depan laci paling bawah. Petai cina ... hari gini dan di sini ada petai cina ? Sebenarnya petai cina itu didapat dari Farmer Market saat ke Atlanta sebelumnya yang berarti sudah lumayan lama ... oppss bukan lumayan lagi, tapi cukup lama. Yahhh apa boleh buat, karena telah mengering (untung tidak membusuk) ... akhirnya harus masuk keranjang sampah. Sayang ... disayang sebenarnya, karena di sini sejak akhir 1997 yang lalu, sepertinya baru pertama kalinya mendapatkan petai cina ... makanya pas lihat di pojokan bergabung dengan sayuran langka lainnya, langsung lapar mata. Beli deh ... beserta kelapa mudanya dengan harapan bisa buat botok, toh masih punya daun pisang yang frozen di rumah. Ternyata oh ternyata ... bukannya lupa, tapi tertunda2 terus tiap akan memasaknya, entah akunya yang malas, sudah ada makanan lainnya atau ... sudah bayangin bakal repotnya karena selain harus mengupas si petai, harus juga memecah kelapa dan melepaskannya dari tempurungnya ... belum bumbuin ini dan itu, akhirnya ... nggak jadi dimasak. Petai mengering, kelapa'pun sudah menghitam.

Yahhh ... mudah2an lain kali dapat botok petai cina yang sudah jadi ya, nggak perlu repot2 dan sedih melepas si petai dan kelapa ke keranjang sampah. *Jadi kangen tukang pecel*

Minggu, 15 Januari 2006

Hari ini, ngapain saja ya ??? Bangun pagi2 ... di depan komputer dulu setelahnya. Agak siangan masak. Menu hari ini, soto ayam komplit dan eggrolls atau lumpia ya ? Isinya dicoba lain hari ini. Biasanya kalau buat diisi ground beef/chicken, cabbage dan carrot. Kali ini tanpa beef atau chicken, jadi ya sayuran ... ini'pun diganti jadi bean sprout, daun bawang, su'un dan apa saja yang ada ... jadi nggak berbau beef. Jadi ingat, minggu kemarin buat pastel juga tanpa beef/chicken ... enak juga.

Ehhh ... kemarin sempat buat tumis pare (bittermelon) pakai tempe. Tempe ? Iya ... benar tempe dari kedelai itu, thanks to Jeng Tari yang telah berbaik hati memberi dan menerbangkan si ragi dari Indonesia, ke Italy untuk kemudian ke tempatku ini. Duuhhh bener2 deh Tar ... biar capai2 kalau kepengen, aku relaaaaaa ... ngupasin kedelai yang kalau kebanyakan membosannkan itu ... ha ... ha ... thanks again ya say. *hug*

Siangan ikut jemput Haneef dari sekolah ngaji. Setelah sampai di rumah, lunch'lah kami dengan menu hari ini yang ternyata enak juga ... hi ... hi ... tumis parenya untuk besok aja ...

Setelah itu Haneef dan ayahnya kembali ke perayaan Iedul Adha yang diadakan di cafetaria salah satu public school di sana. Sebelumnya bayangin, pasti makanannya beragam dari berbagai asal ... biasaya Egypt, Middle East, India, Pakistan, Syria dan lain2 ... karena ini potluck ... dan biasanya mereka bawanya banyak2 ... duhhh jadi ngiler. Kami hanya mengirim cake ... yang pastinya dibeli jadi ... hi ... hi ... Tapi tadi lagi sibuk dengan urusan e-mail2, jadi Haneef hanya berangkat dengan ayahnya. Akunya di rumah'lah baby sit Rayhan ehhh ... di depan komputer juga.

Rencananya juga Haneef dan kawan2 sekelas di sekolah Minggu (sekolah ngaji) dapat giliran naik panggung untuk baca surah2 yang dipelajari sebelumnya. Kata Haneef sih, tadi di kelas sudah latihan, diulang bacanya biar di panggung nanti nggak lupa, sampai 30 kali *banyak amat* ... mungkin berkali2 kali ya ... ??? Mudah2an ayahnya sempat ambil photo2nya.

Sister Jasmine

Semenjak Haneef mulai sekolah Minggu yang biasanya dari pukul 10 AM - 2 PM sejak Juni tahun kemarin, biasanya saat menjemput atau mengantar, aku hanya menunggu dan sibuk dengan Rayhan. Alasan, ... sebenarnya nggak enak hati kalau keluar dan ketemu brother2 di mesjid tanpa mengenakan hijab. Kalau lagi rajin dan mengenakan hijab, kalau keluar biasanya ngobrol dengan sister2 yang mengantar atau menjemput anak2 mereka.

Jadinya belum tahu pasti, siapa guru ngajinya. Pernah suatu hari Haneef cerita, "My Sunday school teacher's son is in the same class with me. His name is Omar. He looks like my friend Mathew in class. " Mathew adalah teman sekolah Haneef di sekolah umum.

Setelah itu jadi mereka2 ... siapa kira2 sister di mesjid yang anaknya bernama Omar dan seperti American kid. Aku pikir Omarnya sister Thalat ... untuk kemudian aku tepis lagi karena Omar yang ganteng ini sekarang kelasnya di atas Haneef.

Baru kemarin2 tahu kalau yang dimaksud Haneef mom'nya Omar ini adalah sister Jasmine. Jadi teringat, akhir Desember 1997 ... saat pertama kali diajak suami ke mesjid, karena orang baru dan masih linglung ... ditambah hari itu cuaca dinginnn sekali, aku yang masih malu2 duduk sendirian ... jauh dari sister2 yang lain. Tiba2 seorang wanita cantik, tinggi semampai dengan mengenakan hijab berbicara dengan sopannya. Mengajak ngobrol dan mengenalkan diri dengan nama Jasmine.

Rupanya, sister Jasmine ini yang menjadi guru ngaji Haneef selama ini. Di hari2 biasanya ... kalau nggak salah sister ini mengajar piano di salah satu private college di wilayah tempat kami tingal. Dan sister ini adalah American, white American yang masuk islam entah tahun berapa, berhijab, santun dan setahuku rajin dengan kegiatan2 di mesjid. Jadi malu dengan diri sendiri ... masih banyak kurangnya ... masih banyak dan masih banyak ... kurangnya ....