Saturday, July 01, 2006

Father, how are you today ...


Kemarin dapat e-mail dari my father ... dududuuhhhh ... jadi terharu biruuuu ... Short message saja, menanyakan rencana kepulangan kami sekeluarga yang sebelumnya dijadwalkan bulan July ... sedangkan sekarang sudah hari pertama bulan July. Ahhhh ... jadi berkaca2 ... *ihikss*

My father is 77 years old now, sesuai yang tertera di KTP, akan tetapi beliau selalu mengatakan, umur sebenarnya lebih tua dari yang tertera di KTP, kenapa ? Ceritanya ... dulu ... duluuu ... di jaman setelah perjuangan, saat masuk ke angkatan udara ... ada kesalahan dalam penulisan tahun lahir yang untungnya hanya selisih 2 tahun dari usia yang sebenarnya ... jadi terbawa hingga sekarang. Jadi ... usia beliau yang sebenarnya adalah 79 tahun. AU hanya dijalani beberapa tahun, sepulang dari tugas di India, beliau keluar ... akan tetapi kebiasaan saat masih aktif diterapkan, sehingga alhamdulillah ... beliau dalam kondisi yang baik. Semasa muda, senang berolah raga dan yang dipilih biasanya yang murah meriah, berjalan kaki atau berenang, misalnya. Berenang'pun tidak hanya dilakukan di kolam renang, akan tetapi juga di alam terbuka. Saya ingat, sewaktu saya kecil ... Bapak suka sekali berenang di sungai yang terletak di belakang rumah yang seiring dengan pertambahan waktu, kejernihan air sungai tersebut berubah menjadi pekat karena polusi.

Di bulan2 yang sama tahun kemarin, saya sibuk dan sangat kepikiran ... sibuk mengurus keberangkatan Bapak yang ingin menengok kami di sini dan kepikiran akan perjalanan panjang yang akan dilalui di usia Bapak yang sudah tidak muda lagi. Adalah keputusan yang nekad untuk mengijinkan Bapak melakukan perjalanan sendiri, akan tetapi ... saat itu saya berusaha untuk berfikiran positif, selain kekerasan hati Bapak kalau sudah berkemauan yang diwariskan ke anak2nya ... keras kepala ... hahahahahhaaa . 4 tahun sebelumnya, ketika kami pulang ke Indonesia untuk mengenalkan Haneef pada keluarga, Bapak masih aktif, bahkan masih bisa mengikuti acara perjalanan selama kami di sana. Saya sendiri merasa kewalahan dikarenakan rasa lelah dan suhu udara yang lembab dan sangat panas saat itu, pun dengan Haneef yang masih dalam penyesuaian di lingkungan baru. Selain itu, Bapak adalah type2 yang aktif, yang suka melakukan perjalanan ... baik antar daerah mau'pun antar kota.

Berbeda dengan kedatangan Ibu yang pernah 2 kali berkunjung ke tempat kami untuk menunggui cucu2nya lahir, rencana kedatangan Bapak saat itu memberikan suasana berbeda. Dikarenakan untuk yang pertama kalinya ditambah dengan faktor usia Bapak, kekhawatiran yang berlebihan mendera, terutama hari2 menjelang keberangkatan. Kami usahakan untuk ada yang menemani atau dengan Ibu, akan tetapi ... karena adik akan melahirkan saat itu, maka diputuskan hanya Bapak yang berangkat dan dibalik kekhawatiran kami yang berlebihan, Bapak malah menunjukkan semangat '45 ... maklum akan bertemu dengan anak, menantu dan terutama cucu2.

Hari itu, di awal bulan July ... menjelang sore kami sudah berada di airport yang tidak begitu jauh letaknya dari rumah. Dengan perasaan berdebar2 tak menentu ditambah rasa ngantuk dan kelelahan pikiran yang tak terhingga karena hari2 sebelum keberangkatan dan dalam perjalanan beliau ke sini, kekhawatiran dan antusiasme yang tak terhinga berkecamuk dalam dada ... menguras energy yang ada.

Akhirnya, saat yang dinanti2 tiba. Kami melihat beliau di tengah2 penumpang lain yang baru keluar dari gate kedatangan. Bukannya langsung datang memberikan tangan dan memeluk, saya sempat terpana dalam kedekatan untuk beberapa saat. 4 tahun, menurut sebagian orang bukanlah waktu yang lama, akan tetapi ... tiba2 ... dalam rentang waktu tersebut, sejak pertemuan sebelumnya, saat saya pulang ke Indonesia, banyak perubahan yang terjadi. Bapak yang saya lihat hari itu tampak semakin tua, berjalan tertatih2 dengan tas tangan, rambut putih yang merata ... kelelahan dalam perjalanan panjang berperan serta, menambah kepucatan yang tersirat.


Saya hampiri, saya raih tas dari tangan Bapak, mendekat dan saya peluk erat2. Aaaaahhhh ... masih sehangat pelukan pelukan Bapak sebelumnya. Begitu melihat anak2 ... kelelahan yang ada sepertinya sirna seketika. Bahkan, sejak pertemuan di airport tersebut hingga menjelang kepulangan ke Indonesia, waktu yang ada lebih banyak dihabiskan dengan anak2.



Meski'pun sempat sakit dan berkonsultasi dengan dokter yang juga salah seorang brother yang aktif di mesjid, yang juga tetangga kampung suami, free of charge tentunya, alhamdulillah, kebersamaan yang ada memberikan warna tersendiri bagi kami, terutama Haneef dan Rayhan yang merasa sangat2 senang ditunggui kakeknya. Sebulan berlalu dengan cepat. Kami harus merelakan Bapak untuk pulang dan berkumpul dengan keluarga di rumah.

Ahhhhh waktu'pun berlalu dengan cepatnya. Tak terasa ... hampir satu tahun sejak pertemuan itu. Komunikasi yang terjadi setelahnya hanya melalui telepon dan sekali2 e-mail dan dalam e-mail kemarin, Bapak menanyakan kemantapan rencana kedatangan kami bulan depan.

Berat rasanya mengatakan kalau rencana tersebut harus kami tunda sementara. Insha Allah dapat kami wujudkan ditahun yang sama, setidaknya selekasnya. Therapy yang harus saya jalani setidaknya 2 kali seminggu, sedikit renovasi bagian belakang rumah dan lain2 ... alasan yang sangat berat untuk kami sampaikan, walau'pun kami tahu kalau Bapak akan selalu dapat memakluminya.

Harus menunda untuk bisa menikmati mpek2, baso dan lain sebagainya. Mangga, duku, salak, rambutan dan lain sebagainya. Dan lain sebagainya dan lain sebainya ... terutama untuk dapat berkumpul dengan keluarga.

Hallo Ninin ... ma'af ya, harus tertunda pertemuan kita. Mudah2an yang akan datang masih diberi kesempatan. Untuk Abednego family, "Selamat menikmati liburan panjang selama di Indonesia."

Father ... don't worry we are fine ...